Makhluk Luar Angkasa Menurut Tinjauan Al-Quran
Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah
keatas junjungan kita Nabi Muhammad, keluarganya, shahabatnya dan
mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Pembaca yang dirahmati Allah Ta’alaa:
Sebagian orang langsung percaya bahwa itu memang jejak UFO dan memang
makhluk luar angkasa benar-benar ada, sedangkan sebagian orang
terburu-buru mengingkarinya dan mengatakan bahwa makhluk luar angkasa
itu tidak ada.
Lalu bagaimana kita sebagai seorang muslim yang diwajibkan percaya
kepada yang ghaib yang tidak bisa kita lihat menyikapi phenomena seperti
ini?
Bagaimana phenomena makhluk luar angkasa jika ditinjau dari Al-Qur’an?
Harus diketahui bahwa Yang menciptakan manusia dari tidak ada dan
membentuknya dan meniupkan padanya dari ruh-Nya, dan mengokohkan ciptaan
alam semesta ini termasuk keajaiban yang ada didalamnya, adalah juga
Maha Kuasa untuk menciptakan luar angkasa dan makhluknya, Al-Qur’an
telah menunjukkan adanya makhluk-makhluk yang tidak diketahui oleh
manusia dimasa kenabian, demikian juga Al-Qur’an menunjukkan peran dari
penemuan ilmiyah, dan bahwa setiap berita akan ada waktu kemunculannya,
Allah Azza wa Jalla berfirman:
(وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ) (النحل:8)
Artinya: (dan dia telah menciptakan kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.) [QS An-Nahl: 8].
Ayat diatas mengisyaratkan bahwa ada beberapa makhluk yang diciptakan
oleh Allah Ta'aala dari jenis hewan yang kita tidak mengetahuinya, ini
karena Allah Ta'aala menyambungkan makhluk tersebut dengan kuda, bagal
dan keledai yang merupakan jenis hewan.
Dan disebutkan di dalam Al-Qur’an beberapa ayat lainnya yang
sepertinya mengisyaratkan adanya binatang di langit dan bumi,
diantaranya firman Allah Ta’alaa:
(وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى
جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29)
Artinya: (di antara tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya) [QS Asy-Syuura: 29].
Sebagian ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata)menunjukkan bahwa itu makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya:
(وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49)
Artinya: (dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata
yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga)
Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri) [QS An-Nahl: 49).
Allah Ta’alaa menyebutkan dalam ayat diatas makhluk-makhluk
melata di langit dan makhluk melata di bumi kemudian baru menyebutkan
para malaikat.
Dengan ayat-ayat seperti ini sebagian ulama menyebutkan bahwa tidak
ada salahnya ini menjadi isyarat atas wujudnya alam-alam lain, akan
tetapi sepatutnya kita tidak memastikan hal ini, karena ayat-ayat
seperti ini bisa mengandung kemungkinan lebih dari satu pentakwilan.(Fatwa dari Syeikh Abdullah Al-Faqih hadidzohullah Ta'alaa)
Adapun pendapat bahwa makhluk-makhluk ini yang menciptakan manusia
dengan bentuk yang menyerupainya dengan perantara DNA dan bahwa dia
merupakan kekuatan ajaib yang mengakibatkan wujudnya manusia, maka ini
secara hakikatnya merupakan pendapat yang batil yang menafikan
akidahnya.
Kesimpulan:
Meskipun Al-Qur’an telah mengisyaratkan dalam beberapa ayatnya
tentang kemungkinan keberadaan makhluk di luar angkasa, namun kita tidak
boleh memastikan bahwa phenomena yang terjadi di bumi merupakan jejak
keberadaan mereka, karena tidak ada seorangpun yang pernah melihat
secara langsung wujud mereka seperti yang sering dilukiskan dalam
film-film, demikian juga kita tidak boleh menafikan secara langsung
keberadaan mereka karena Al-Qur’an telah memberi isyarat yang
memungkinkan keberadaan mereka.
Tapi kita tidak boleh terlalu menyibukkan diri mendalami tentang
masalah ini karena bukan termasuk perkara ibadah yang diwajibkan oleh
Allah kepada kita untuk mengharap pahala dan ridlo-Nya di dunia dan
akhirat.
Wallau A’lam bishowab.